Selasa, 03 Mei 2016

KALAH TAPI MENANG,,, AKU LEGAA, KOE BUNGAH... :D

Setelah melalui serangkaian tes dari beberapa perusahaan,, kesimpulan saya satu.... saya tuh gak goblok2 banget.....
tes bikin laporan keuangan, excel, pajak,, masih bisa ngerjain.... psikotes nggambar okeee (emang hobi kog)
bisa beberapakali interview sampai negosiasi gaji cuma kurang dikiiiiittt
Biarpun IPK saya gak sebaik anda Bung, tapi ini IPK yang masih bisa saya pertanggungjawabkan......
dan saya banggaaaaa....!!!!!!
saya sudah berusaha sendiri tanpa koneksi, saya sudah membuktikan kemampuan saya.....
tapi terakhir saya nyaris 99% hanya karena saya menolak menjaminkan ijazah.....
oke Bung,,, saya sok banget ya,,, IPK gak seberapa kog njaminkan ijazah gak mau,, IPK mu tuh gak ada 3,,, PRESTASIMU APAAAA???
Sombong sekali gak mau minta bantuan si X, Y, Z siapalah siapalah.... gak mau ngomong meminta minta......

Oke Bung, Dengan ini saya mengakui kalah saja, saya kalah karena hampir menang, saya kalah karena menolak menjaminkan ijazah...
saya kalah karena saya gak percaya kalo ijazah asli dipegang orang lain, bukan karena saya tukang main - main.
SAYA KALAH, DAN SAYA LEGAAAA
sekian,,, wes pokoke aku kalah, anggep wae aq gak berprestasi, IPK duwuran awakmu, rasah sok sokan.... terimakasih atas pencerahan dari saudara :D :D


Minggu, 01 Mei 2016

CURHAT SEBELUM PULANG

Capek Gaes, udah 4 bulan lulus belum dapet kerja setelah sempet jadi admin tapi gak cocok jam kerjanya,, besok atau lusa saya putuskan untuk pulang ke kota batik..... hohoho..... disini isinya orang pendidikan tapi kalo ngobrol bukannya membangun semangat... dosen ane bilang "Kamu mahasiswa yang gak punya jiwa"
Ciyuss Buu kalo Ibu Dosen tau jiwa saya dimana pasti bakalan kaget, orang seni kog masuk Pendidikan Ekonomi ambil akuntansi.... :p
yang parah nih seseorang bilang "Cari kerja kog pilih pilih, prestasimu apaaa??"

oke lah kamu pinter b.Inggris, teater dsb, memang lebih baik tapi kog gak lulus duluan aja, kan jenius ngebutlah 1 bulan hehehe


Dan gue yakin habis ini ada yang komentar lagi "IPK minim kog nolak nahan ijazah"

Gaes,, Justru kalo IPK gue jelek, Perusahaan semestinya gak bakalan takut ane keluar.. dapet aja yang minggu libur gaji UMR udah syukur banget, pasti ane betah2in karena yang lain belum tentu mau nerima.... hiks... jadi ngapain pake nahan ijazah???

Sebenarnya ane gak goblok2 banget kog,,,, IPK memang dimata orang jelek, tapi pas yudisium paling tinggi,, emang standar di tempat saya tuh tinggi inget ya Pendidikan Ekonomi, pas wisuda ada yang IPK 3 koma diatas saya cuma dua orang...  hehehe.... genius genius....

Whatever,, gue daripada spaneng, hati kemropok mending ke pantai ngeboomm,, mending ke hutan mangrove,,, mending nglukis lagi :) :)

PERAN GURU DAN ORANGTUA DALAM MENSOSIALISASIKAN BAHAYANYA KEJAHILAN ANAK - ANAK

Dalam situs berita kompas.com  memuat cerita nyata tentang AMELIA, siswi sekolah dasar di Semarang, Jawa Tengah. Amelia dijahili teman - temannya, ketika hendak duduk kursi yang akan ia duduki malah ditarik teman - temannya hingga jatuh terduduk. Dampaknya tidak langsung terasa, baru beberapa hari kemudian. seperti yang kita ketahui bahwa tulang belakang adalah bagian penting untuk menyangga badan. Di dalam tulang belakang juga dapat ditemukan sumsum tulang belakang, yaitu sekumpulan saraf yang terhubung ke otak. Saraf ini berfungsi sebagai saluran elektrik, yang digunakan oleh pusat kendali tubuh, yaitu otak, untuk mengirimkan instruksi ke semua organ tubuh.jadi bisa dibayangkan kalau jatuh terduduk, dari pantan - ekor - tulang belakang kena dampak apalagi kalau keras jatuhnya.

Di beberapa acara komedi di stasiun televisi kita juga menjumpai kejahilan - kejahilan semacam ini. Dari tontonan anak - anak yang masih kecil dan polos belum bisa membedakan mana yang kalau di tiru di kehidupan nyata akan berakibat fatal. Sedangkan kasus lumpuh karena gurauan seperti ini dari dulu sebenarnya sudah ada, hanya dampaknya mungkin tidak separah kasus Amelia atau tidak di ekspose.

Menurut saya pribadi dengan adanya pemberitaan kasus ini, sudah seharusnya ada tindakan preventif. Orang tua dan guru mengedukasi anak - anak agar mereka tahu bahayanya sehingga mereka mengerti hal yang tidak boleh di lakukan. jangan sampai terulang lagi kasus ini. KPI juga harus bertindak dengan tepat untuk menghentikan acara yang menampilkan lawakan yang bisa berbahaya jika ditiru anak - anak, Orang tua pun juga harus mendampingi anaknya jika menonton acara tertentu.

Senmoga Amelia dapat pulih dan bersekolah kembali dan tidak ada lagi kasus semacam inikarena seluruh elemen masyarakat turut peduli khususnya guru dan masyarakat.