Kamis, 05 Februari 2015

Minat Belajar SIswa



Minat Sebagai keadaan awal peserta didik
Winkel mengungkapkan selama proses mengajar belajar berlangsung terjadilah interaksi antara guru dan siswa, namun interaksi ini bercirikan khusus karena siswa menghadapi tugas belajar dan guru yg mendampingi siswa dlm belajar. Keberhasilan proses mengajar belajar sebagian dipengaruhi oleh ciri – ciri khas yang dimiliki siswa (psikologi pengajaran, w.s. winkel yogyakarta : media Abadi cetakan ke 6, 2004 hlm. 148). Ciri – ciri khas tersebut akan membentuk corak yang beraneka ragam di setiap jenjang pendidikan. Makin tinggi tingkatan jenjang maka corak tersebut semakin beragam dan kompleks karena semakin banyak pengalaman dalam belajar. Bahkan dimungkinkan dalam satu kelas akan dijumpai aneka perbedaan interindividual, misalkan kemampuan berbahasa, kemampuan belajar, motivasi belajar, minat belajar, kecepatan belajar dan kondisi fisik.
 Lebih kompleks lagi, setiap proses belajar mengajar mempunyai tujuannya sendiri. Pada awal proses belajar mengajar siswa belum mempunyai kemampuan yang dijadikan tujuan dari interaksi antara guru dan siswa. Bahkan terdapat suatu jurang antara tingkah laku siswa pada awal proses belajar mengajar dan tingkah laku pada akhir dari proses pendidikan ( ibid, hlm149). Maka, setiap proses belajar mengajar mempunyai titik tolaknya sendiri atau berpangkal pada kemampuan siswa tertentu (tingkah laku awal) untuk dikembangkan menjadi kemampuan baru sesuai dengan tujuan instruksional (tingkah laku final).
Tidak setiap aspek dari keadaan siswa pada awal proses belajar mengajar sama – sama penting; aspek mana yang penting sebagai titik tolak dalam interaksi guru – murid selama pelajaran berlangsung, tergantung dari tujuan instruksional.(ibid, hlm 150)
“Keadaan awal”  ialah kenyataan atau keadaan yang terdapat sebelum proses mengajar – belajar dimulai namun dapat berperanan terhadap proses tersebut (ibid, hlm 151)
Keadaan awal meliputi lima aspek :
a. pribadi siswa
b. pribadi guru
c. struktur jaringan
d. sekolah sebagai institusi pendidikan
e. faktor – faktor situasional
Usaha yang dilakukan guru agar minat siswa utuh atau bahkan mengalami peningkatan
Minat diartikan sebagai kecenderungan subjek yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentudan merasa senang mempelajari materi itu. Minat momentan ialah perasaan tertarik pada suatu topik yang sedang dibahas atau dipelajari, untuk itu kerap digunakan istilah “perhatian” . namun perhatian dalam arti “minat momentan” perlu di bedakan dari perhatian dalam arti “konsentrasi”. antara minat dan perasaan senang terdapat hubungan timbal balik.
Apa yang dapat diusahakan guru supaya siswa yang pada awal proses belajar mengajar berperasaan tidak senang menjadi lebih senang?
Kiranya,  stemming dasar atau suasana hati yang akan kurang menunjang dalam proses belajar mengajar seperti murung dan kurang puas, sukar diubah selama proses itu, karena stemming dasar sedikit banyak telah menjadi sifat kepribadian.
Stemming aktual, yang kurang mendukung dalam belajar dan yang bersumber pada sejumlah pengalaman belajar sebelumnya, seperti rasa takut yang keterlaluan, tidak dapat dipengaruhi dipengaruhi secara langsung supaya menjadi stemming aktual yang lebih positif.
Namun guru yang mengetahui ada siswa yang membawa masuk kedalam kelas stemming aktual yang dapat menghambat, harus berusaha supaya siswa itu mengalami perasaan momentan dan intensional yang baru, yang tidak dialami sebelumnya.
Hal itu dapat di usahakan selama proses belajar dan mengajar berlangsung, dengan harapan bahwa pengalaman dan perasaan yang baru akan berbekas dan melahirkan stemming aktual yang baru pula .
Stemming aktual yang baru ini akan menciptakan keadaan awal lain didalam alam perasaan, yang dapat berperanan positif dalam proses belajar mengajar selanjutnya. Stemming aktual yang sudah berada dalam daerah “berperasaan senang”, harus dipertahankan; inipun menuntut usaha dari pihak guru selama proses belajar mengajar berlangsung. Wujud usaha itu antara lain:
a.  membina hubungan akrab dengan siswa
b. menyajikan bahan  pelajaran yang tidak terlalu diatas daya tangkap siswa, namun juga tidak jauh dibawahnya.
c. menggunakan media pengajaran yang sesuai
d. bervariasi dalam menggunakan prosedur mengajar, namun tidak berganti prosedur yang belum dikenal siswa dengan tiba – tiba dan tidak membodohkan siswa kalau mereka belum biasa
(psikologi pengajaran, w.s. winkel yogyakarta : media Abadi cetakan ke 6, 2004 hlm 212)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar